Kamis, 09 Desember 2010

Bola itu bundar, Nasionalisme?

Dua minggu ini masyarakat mendadak nasionalis abis.. Bola, satu hal yang bisa membuat semua orang Indonesia dengan segala keberagamannya terfokus pada satu hal.. Timnas, yang belakangan prestasinya menurun, 2 minggu ini mendadak eksis di berbagai stasiun televisi, dari ulasan olahraga di trans7 sampai acara infotainment macem Insert.. Yap, performa pemain timnas dibawah pelatih Alfred Riedl dengan komposisi pemain segar ini memang sedang naik daun.. Senang? Pastinya..

Gelaran AFF Suzuki Cup 2010 ini menjadi momentum kebangkitan timnas.. Di era jejaring sosial ini, twitter menjadi media propaganda sekaligus media advertising yang ampuh.. Lihat saja ONROP dan Magnum.. Dengan bantuan twitter, AFF yang biasanya tak mahsyur mendadak jadi buah bibir, apalagi pada 1 Desember 2010, Indonesia akan melawan negara tetangga yang memiliki "keterikatan batin" yang "unik" dengan kita, Malaysia.. Nyaris semua mata tertuju pada pertandingan malam itu sampe2 rapat ditunda demi kemaslahatan bangsa.. Ada yang lain dengan komposisi timnas malam itu, dua pemain naturalisasi ikut menyandang garuda di dadanya.. Christian Gonzallez, top skor Liga Indonesia 5 kali dan satu kali Piala Indonesia yang telah lama berusaha jadi diakui secara administrasi sebagai WNI akhirnya memperkuat Timnas Indonesia.. Dan Irfan Bachdim, yang ganteng dan ngegemesin,  pemuda keturunan Indonesia-Jerman yang hijrah dari Belanda.. Tim bermain bagus malam itu, termasuk duo naturalisasi yang berhasil melesakkan bola ke gawang malingsia Malaysia..

Ditonton banyak orang... Prestisius... Gemilang... Irfan Bachdim.. Twitter.. dan VOILA, Indonesia menduduki 4 world trending topic malam itu.. Dan Irfan Bachdim, yang ganteng dan skillfull malam itu, menjadi idola baru cewek2 pecinta bola Indonesia..

Seluruh media, timeline twitter, home facebook,  mendadak dipenuhi puja puji untuk timnas Indonesia.. Seakan lupa beberapa dari mereka pernah mencaci saat Timnas terpuruk.. Dan bisa ditebak, duo naturalisasi menjadi point of interest dari semua pemberitaan tentang Timnas dan AFF 2010.. Saya? Tentu saja senang melihat kegemilangan Timnas yang menghajar Malaysia dengan skor 5-1 itu.. Walopun saya baru 4 tahun kenal dengan sepak bola (itu pun sepak bola lokal, interlokal tetep ga ngeh).. Namun melihat pemberitaan yang semakin menjadi-jadi, saya jadi muak.. Ga masalah memuji2 pemain yang sedang naik daun.. Tapi mengabaikan pemain lain bahkan ada yang mencaci?? Itu menjijikkkan...

Makanya saya , yang sudah muak denger berita baca timeline baca berita, iseng bikin status di facebook
"Timnas bukan hanya irfan bachdim *mediaikutlebay *ehemangudahlebay"

Beberapa temen cowok menyukai status saya tadi, ada beberapa yang komen, ada yang setuju ada yang engga.. yaa, enak2 aja kita diskusi.. Sore dikit, di home saya ada status yang jelas-jelas ditujukan pada saya..
"Hey sodari yang bilang kalo timnas bukan hanya irfan bachdim, semua juga tau kalo timnas bukan cuma dia.. tapi kaptennya aja ngakuin kalo berkat irfan bachdim dan gonzales, permainan timnas jadi bagus.. pokoknya i love u full irfan bachdim.. I love Indonesia"

Yaaa, kurang lebih begitulah.. Saya bacanya cengengesan aja, malah iseng saya like, yang mempertegas kalo saya baca itu status dan saya ngeh kalo saya yang disindir.. Saya ngerti banget sih kalo idolanya dijelek-jelekkan pasti bakal tersengat (halooo, saya ga njelek2in IB loh yaa, i like him, jaaaaaauh sebelum dia tampil di timnas, sejak dia masuk persema, sejak dia masuk salah satu acara favorit saya ROSSY SHOW), hanya saya muak dengan pemberitaannya.. Dengan kata lain, saya muak dengan penggemar dadakan yang membabi buta.. Saya pun terlibat diskusi dengan suami membicarakan fenomena supporter dadakan ini, hehehe...

Hal ini pernah saya rasakan saat AREMA di ISL 2010 dimana di bawah asuhan Robert , dimana AREMA menjadi juara.. Dimana duo Singapura menjadi pahlawan dan dielu2kan.. Banyak aremania-aremanita dadakan, ga masalah kalo supporter (yaitu orang yang memberikan support) memberikan dukungan secara sehat.. Bukan malah bertindak konyol, cenderung "chauvinis negatif", yang buntutnya merusak citra supporter yang setengahmati dibangun...

Belum genap setengah hari saya membicarakan fenomena ini, pembicaraan terbukti.. Pertandingan 7 Desember 2010, Indonesia vs Thailand menjadi pertandingan yang sengit.. Thailand bermain apik, dengan serangan yang bertubi-tubi, dan performanya jelas lebih bagus dari Laos dan Malaysia di 2 pertandingan sebelumnya..  Sengit.. Dengan komposisi yang baru dan menghadapi lawan yang beda kelas Riedl memilih strategi deffense.. Beberapa kali hampir kebobolan, beberapa tendangan meleset, salah komunikasi, kesalahan terjadi.. Dan... Puja-puji dan SUPPORT yang kemarin terdengar berganti makian dan celaan.. 

Yang lebih menjengkelkan,timnas yang secara bersih mendapatkan 2 penalti (yang dieksekusi dengan baik oleh Bambang Pamungkas) malah dianggap menang "sekedar" beruntung dan menjelek2an penampilan timnas malam itu.. Saya rasa, mengeksekusi 2 tendangan penalti (apalagi dalam keadaan tertinggal) dibawah atmosfir seperti itu, menghadapi tim tangguh, ketika eksistensinya dicemooh, adalah hal yang berat.. And he made it, he made the goals, with S.. Seperti kata BP dalam blognya..

Hahhh!! Komentator selalu merasa lebih baik dari pemain, dan penonton selalu merasa lebih baik, hebat, mampu dari komentator.. Superlatif lohhh!! 

Kembali ke masalah IB.. Besoknya saya dapet sentilan lagi masalah status saya.. Bunyinya gini, "Iyaa..saya tahu..timnas bukan hanya Irfan Bachdim"

Ini membuat saya menyimpulkan sesuatu.. Di era jejaring sosial ini, 'jika kamu memiliki pendapat yang berbeda dengan kebanyakan orang, maka siap2lah di-bully' ;p. Ini masih di Facebook, yang sepi.. Padahal belum berkicau di twitter ini (secara saya ga aktif, follower juga seuprit) bisa diserang saya ;p

Aniwaaaaay, saya rasa status saya yang 'bermasalah' tadi jelas.. Tanpa harus saya jelaskan maksudnya.. Timnas, sekali lagi TIMnas, adalah sekelompok orang dalam squad garuda yang bermain secara KELOMPOK.. Ada yang berperan di belakang layar, ada yang bertahan, ada yang menjadi 'distributor', ada eksekutor.. Tanpa adanya kerja TIM, siapapun itu tidak akan mampu bermain sendiri dalam pertandingan kelompok ini.. Kegemilangan permainan TIM kemaren, adalah hasil dari kinerja SELURUH individu.. Semua bermain bagus.. Mana apresiasi untuk Firman Utina, Okto M, Arif Suyono, Bustomi, Bambang Pamungkas, Horison? Itulah mengapa saya mengatakan :

"Timnas bukan hanya Irfan Bachdim"
Bukan sebuah kalimat kuantitatif.. Got it..Girls?

p.s : at least Stadion Gajayana yang biasanya sepi bakal jadi rame sebentar lagi.. Aduh, terancam harga tiket naik ini ;p Terakhir, TURUNKAN NURDIN!! ;p